Diisukan Positif Covid-19, Ini Penjelasan Hera Herma Novianti Bendahara DPRD Karimun

Hera Herma Novianti Bendahara DPRD Karimun (Ist)
Hera Herma Novianti Bendahara DPRD Karimun (Ist)

Karimun – Diisukan terpapar Covid-19 setelah dirinya pulang dari Batam beberapa waktu lalu, Hera Herma Novianti Bendahara DPRD Karimun, akhirnya angkat bicara meluruskan rumor tersebut.

Dengan tegas Hera (sapaan akrabnya) mengatakan bahwa dirinya bukanlah pasien positif Covid19.

“Saya bukanlah pasien positif Covid-19. Tapi dimana-mana orang menyebut saya terpapar virus corona. Tudingan ini jelas menyakitkan sekali buat saya dan keluarga,” ujar Hera saat disambangi di kediamannya, Perumahan Griya Praja, Kelurahan Pamak, Kecamatan Tebing, Jumat, 26 Juni 2020.

Adanya rumor yang menyebut dirinya pasien positif corona telah merugikan dia dan keluarganya. Dirinya meminta masyarakat untuk tidak menyebar informasi yang tidak benar. Karena isu ini telah memberikan pengaruh yang buruk terhadap dia sekeluarga.

Hera mengakui, kalau dia pernah menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan dirawat di ruang isolasi RSUD M Sani Karimun. Dia mulai masuk rumah sakit sejak Senin, 22 Juni 2020. Pada hari yang sama, dia sudah melakukan cek kesehatan dan menjalani rapid test dengan hasil reaktif di klinik Medic Center.

Saat itu juga, dia menjalani tes swab dan dikirim ke BTKLPP Batam. Dua hari kemudian diambil swab kedua. Hasilnya keluar pada Kamis, 25 Juni 2020 sore, dengan hasil negatif.

Kemudian, pada Jumat (26/6/2020) ini dirinya kemudian dibolehkan pulang setelah sempat menjalani pemulihan selama satu malam di ruang recovery lantai 5 RSUD Karimun.

“Meski berstatus PDP, bukan berarti saya ini positif mengidap covid-19,” tuturnya.

Hera menyebut alasan dia mau menjalani rapid test adalah semata-mata agar seluruh staf di bagian keuangan tempatnya bekerja tidak was-was dengannya. Sebab, selama tiga hari sebelumnya dia memang pernah melakukan perjalanan ke Batam.

“Saya mau menjalani rapid test, hanya karena memenuhi permintaan staf di kantor saja. Sebab, mereka tidak mau menerima saya masuk ke ruangan sebelum saya menjalani tes. Saya yakin kalau dilakukan rapid test, hasilnya bakal reaktif. Sebab, saya ini punya penyakit asma dan juga pneumonia,” terangnya.

Dikatakan, ketika hasil rapid test reaktif dan menyebut kalau dia memiliki pneumonia, petugas di klinik kemudian menghubungi dokter paru-paru di RSUD M Sani. Hari itu juga dia disuruh ke RSUD M Sani. Begitu sampai di rumah sakit, dia langsung dibawa ke ruang isolasi di lantai 6.

Selama 4 hari menjalani perawatan di RSUD M Sani Karimun, hasil swab yang ditunggu akhirnya keluar. Dia dinyatakan negatif corona. Hari ini, Hera sudah pulang dan kembali berkumpul bersama keluarga.

Dirinya cuma berpesan, agar masyarakat di Karimun jangan sembarangan menyebar informasi yang tidak benar. Sebab, informasi yang menyesatkan akan dapat merugikan orang lain.

“Pesan saya untuk masyarakat Kabupaten Karimun, jangan berstigma buruk dengan orang yang reaktif rapid test, karna reaktif belum tentu mereka positif corona,” katanya.

 

iyan

Pos terkait