Lahan-lahan Terlantar di Pulau Kundur Rawan Terjadi Karhutla

Faktanasional.id, Karimun – Musim kemarau seperti saat ini membuat lahan-lahan terlantar yang berada di Pulau Kundur rawan akan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal ini tentunya sangat menghawatirkan bagi masyarakat setempat.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, lahapan sijago merah pernah menghanguskan puluhan hektare perkebunan karet dan tanaman lainnya milik masyarakat Pulau Kundur. Mereka pun hanya bisa pasrah dan seakan tidak ada solusinya.

Bacaan Lainnya

Kondisi ini tentunya menunjukkan tata kelola lahan bagi masyarakat Kundur masih banyak yang tumpang tindih. Hal ini menjadi alasan banyaknya lahan yang tidak dikelola oleh masyarakat maupun dimanfaatkan sebagai pemukiman karena status lahan yang tidak jelas.

Ribuan hektare lahan terlantar baik yang dikuasai secara legal maupun ilegal di wilayah ini akan sangat rawan terjadi kebakaran. Salah satu lahan yang terlantar yakni di Kecamatan Kundur Utara, desa Teluk Radang dan desa Perayun.

Berdasarkan penelusuran awak media ini, saat dilakukan pendataa tanah program pendaftaran tanah sistimatik lengkap (PTSL) tahun 2020, di dua desa ini terdapat ratusan hentare lahan yang kepemilikannya tidak jelas meskin sebagian besar telah dikelola dan dibangun tempat tinggal oleh masyarakat.

Namun aparat desa maupun Kecamatan menolak mengeluarkan surat kepemilikan dengan alasan tanah yang dikelola masyarakat milik seseorang yang tinggal di luar pulau Kundur. Sementara masyarakat sudah puluhan tahun mengelola lahan tersebut. Sedangkan pemilik “Misterius” yang disebut aparat desa tidak pernah terlihat wujudnya.

Seperti pengakuan salah seorang warga setempat, Nan (48) tahun, warga yang sudah hampir 15 tahun menetap di lahan tersebut berharap agar pemerintah mengambil kebijakan pro masyarakat.

“Sudah seharusnya pemerintah mengambil tindakan tegas dengan menertibkan kepemilikan lahan-lahan yang dikuasai secara ilegal oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Nan mengaku, sejak dirinya dan beberapa warga menempati lahan yang terlantar tersebut sudah tidak pernah terbakar. Bahkan lahan-lahan itu sudah produktif.

“Dulu lahan ini hampir setiap tahun terbakar, alhamdulillah semenjak kami di sini, yang dulunya lahan ini semak belukar, sekarang sudah produktif. Kita bisa tanam pisang, ubi jagung dan lainnya,” ujar Nan. (Sudarno)

Editor: Parulian Turnip

Pos terkait